Gempur Zona Merah, Polda Jabar Sikat Habis Praktik Pungli dan Parkir Liar di Cileunyi dalam Operasi Senyap

banner 468x60

BANDUNG,  – Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat menunjukkan keseriusan dalam memberantas penyakit masyarakat dengan menggelar operasi senyap berskala besar di Cileunyi, Kabupaten Bandung. Wilayah yang selama ini dikenal sebagai salah satu titik rawan praktik premanisme tersebut digempur oleh Tim Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Premanisme pada Selasa (30/9/2025). Hasilnya, sebanyak 21 individu yang diduga kuat terlibat dalam jaringan pungutan liar (pungli) dan parkir ilegal berhasil diamankan, mengirimkan pesan tegas bahwa negara tidak akan kalah oleh preman.

Operasi yang dipusatkan di sekitar Pos Lalu Lintas Cileunyi ini bukan sekadar razia biasa. Kegiatan ini dirancang sebagai sebuah operasi gabungan yang melibatkan ratusan personel dari berbagai instansi, termasuk jajaran Polresta Bandung, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bandung, hingga Dinas Sosial. Langkah ini menunjukkan pendekatan komprehensif pemerintah dalam menangani masalah premanisme, tidak hanya dari sisi penegakan hukum, tetapi juga dari aspek ketertiban umum dan sosial.

Dipimpin langsung oleh Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polresta Bandung, Kompol Aep Suhendi, tim gabungan bergerak secara sistematis menyisir kantong-kantong yang telah diidentifikasi sebagai basis para pelaku. Suasana sempat tegang saat petugas mengamankan beberapa orang yang mencoba melawan, namun kesigapan aparat membuat situasi tetap terkendali tanpa insiden berarti.

Dua Kelompok Pelaku dengan Penanganan Berbeda

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jabar, Kombes Pol. Hendra Rochmawan, dalam keterangan resminya merinci hasil operasi tersebut. Dari 21 orang yang diamankan, teridentifikasi dua kelompok berbeda dengan tingkat pelanggaran yang juga berbeda.

“Dalam operasi tersebut, petugas berhasil mengamankan 21 orang. Rinciannya, empat orang merupakan pelaku pungli atau biasa disebut ‘matel’ yang kerap meresahkan pengemudi angkutan barang, dan 17 lainnya adalah juru parkir liar yang beroperasi tanpa izin,” ujar Kombes Pol. Hendra.

Kompol Aep Suhendi, yang berada di lokasi, menjelaskan bahwa penanganan terhadap kedua kelompok ini dilakukan secara berbeda. Empat pelaku pungli yang tertangkap tangan langsung digelandang ke Markas Polsek Cileunyi untuk menjalani pemeriksaan intensif. Polisi akan mendalami apakah mereka bergerak sendiri atau merupakan bagian dari jaringan yang lebih terorganisir. Jika terbukti, mereka akan dijerat dengan pasal pidana pemerasan.

Sementara itu, 17 juru parkir liar tidak langsung ditahan. Mereka dikumpulkan di Pos Laka Lantas Cileunyi untuk diberikan pembinaan dan pendataan lengkap. Langkah ini merupakan bagian dari upaya preventif.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman di tengah masyarakat. Pendekatan kami tidak semata-mata represif. Untuk pelaku pungli, penegakan hukum tegas adalah jawabannya. Namun, untuk parkir liar, kami kedepankan pembinaan agar mereka dapat beralih ke sektor produktif dan tidak kembali ke jalan,” tegas Kompol Aep Suhendi.

Komitmen Jangka Panjang dan Partisipasi Publik

Operasi ini bukanlah akhir, melainkan awal dari upaya berkelanjutan Polda Jabar untuk membersihkan wilayahnya dari praktik premanisme. Kompol Aep Suhendi menambahkan bahwa Satgas Pemberantasan Premanisme akan terus bergerak secara konsisten, menyasar titik-titik rawan lainnya berdasarkan laporan intelijen dan aduan masyarakat.

Lebih dari sekadar penindakan, program ini juga mencakup rehabilitasi. Bekerja sama dengan Dinas Sosial, para pelaku yang terjaring akan didata untuk selanjutnya diikutsertakan dalam program pelatihan keterampilan, dengan harapan mereka dapat meninggalkan profesi ilegal dan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

Di akhir keterangannya, pihak kepolisian menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan. Keberhasilan operasi ini juga tidak lepas dari informasi awal yang diberikan oleh warga yang resah.

“Kami mengajak masyarakat untuk tidak takut dan berani melapor bila menemukan tindakan premanisme di lingkungan sekitar. Identitas pelapor akan kami jamin kerahasiaannya. Sinergi antara aparat dan warga adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman dan tertib,” pungkas Kompol Aep Suhendi.

editor by : redaksi

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *